"Coretan Kak Sonia"


"UJIAN HIJRAH"


   Awal hijrahnya diri ini seperti seorang pesakitan. Maka aku minta pada Allah jadikan aku kuat.
Namun, detik aku meminta agar dikuatkan Allah, di detik itu pula aku dihujani bermacam ujian hidup. Bahkan yang tidak kusangka2 dosisnya untuk anak seusiaku dibanding teman2 lain waktu itu. 

  Mengapa bentuk jawaban Allah lain? Dia tidak memulihkan kesedihanku. Malah aku dilanda dengan berbagai ujian hidup yg melelahkan hati dan fisikku. Mengapa bentuk jawaban Allah lain? Dia tidak menghapus air mataku dan mengembalikan binarnya. Belakangan aku mengerti bahwa mungkin ini penebusan atas kesalahanku di masa lalu. Ujian bak antibiotik. Pada akhirnya nanti aku akan sembuh dan hidup lebih baik. InsyaAllah...

   Sekarang apa aku takut berdoa meminta dikuatkan? Tidak tentunya...Demi mengejar keutamaan "Mukmin yg kuat lebih dicintai Allah SWT...", aku harus berani.

Maka dari itu...

   Mampukan kami dalam membangun kekuatan Yaa Allaah... Kuatkan 'azzam/tekad kami, fisik kami, hati kami, iman kami, intelektualitas kami, ekonomi kami... kesemuanya Yaa Allaah... Bila nanti varian jawaban-Mu berupa tubian ujian lagi, maka cukupkanlah bagi kami hanya mengadu kesusahan kami kepada-Mu tanpa harus sempat melisankannya pada manusia Yaa Allaaaah...

Kami yakin...

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian?

Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya,


"Kapan datangnya pertolongan Allah?"

Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

(QS. Al-Baqarah [2]: 214) -






==========================================================================



"THE GUIDENCE"


  Mengibalah kepada Allah menjadi salah satu orang yang dihidayahi... ditunjuki jalan kebenaran. Murid siapa, anak siapa, istri siapa, dan tinggal dimananya kita tidak menjamin hidayah itu kita terima selain dengan mengiba kepada Allah.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran [3]: 8)




==========================================================================



"PEMBELAJAR SEJATI"



   Banyak yg mengirim pesan ke saya bertanya ini itu. Mohon maaf ga bisa terbalas satu-satu. Termasuk tentang Al-Ma'tsurat yang saya ceritakan dulu... karena saya lebih senang teman2 ikhtiar sendiri nyari tau... Kayak yg saya lakukan dulu.

   Lagi pula ga efektif bagi saya buat bales2 semua pesan yg masuk. Sedangkan kalau teman2 mencari insyaAllah akan dapat lebih dari sekedar yang diinginkan. Plus dapat pahala juga karena ikhtiar belajar, cari hidayah... untuk lebih dekat ke Allah.

   Mental pembelajar sejati itu sabar dan gigih mencari. Kalau belum dapat jangan berhenti. Jangan mudah nanya ini itu dulu sebelum berusaha sendiri. Nanti di ujungnya insyaAllah dapat bonus yg berkesan. Yaitu jawaban yg memuaskan hati, plus pengalaman mencarinya...

   Keseriusan mencari suatu kebaikan (ilmu/hidayah/nasihat/dll) menunjukkan keseriusan kita dalam hijrah... Asal, gak buru2 ngambil kesimpulan. Apalagi kesimpulan yg mengarah pada penghakiman negatif buat sesama. Mudah2an Allah bimbing kita dengan sebaik-baik bimbingan dari-Nya. ⠀
Semoga perjalanan kita dalam belajar ini mengantarkan kita pada sifat2 menawan semisal bijaksana dan tawadhu'. Aamiin...

عَسَىٰ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا... ⠀

"Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini" (QS. 18: 24)




==========================================================================



"PLEDGE OF BELIEVERS"

   Perkara iman ini memang perkara yg sangat individual. Aku tak bisa menunggangi orang lain atas imanku sendiri. Biarpun terhadap teman-lelapku yang shalih nan mencintaiku. Tetap, aku harus berusaha sendiri menggapai Rabb-ku.


   Perkara iman ini memang murni perjalananku sendiri. Tak bisa aku menumpang pundak orang lain dengan mengharapkan orang lain berjalan untukku juga... karena dia dan aku sama2 manusia yang tak kuasa.

   Perkara iman ini memang tanggung jawabku sendiri. Sebab tak ada yang paling memperjuangkan imanku, sampai saat ini, selain aku sendiri yg harus untuk itu. Bahkan teman seranjangku.

   Boleh saja mempercayakan hidup pada orang yg paling dicintai. Tapi tidak untuk iman. Perkara iman, tetap harus kutanggung dan kuperjuangkan sendiri.

   Bersusah-payahlah untuk imanmu... sebagaimana dulu Rasulullah bersusah payah mengusahakanmu beriman.

   Iman mengantarkanku kepada kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH. Kalimat yang mematahkan sedih, mendatangkan ikhlas, dan menenangkan hatiku.

LAA ILAAHA ILLALLAAH. Ikrar orang beriman. Yakinkan diri bahwa cukuplah Allah di dalam hati. Hanya iman yg menjaga keterikatanku dengan Sumber kebahagiaan... Allah SWT.

Setelah pernikahan, hadirnya teman hidup bukan berarti menyandarkan kebahagiaan sepenuhnya pada pasangan. Malah semakin sadar bahwa semata2 hanya iman yg bisa diandalkan. Bukan manusia. Meski ia sudah sangat berusaha membahagiakan kita.

LAA ILAAHA ILLALLAAH. Tidak ada Tuhan selain Allah. Allah satu yg paling kita kejar. Jangan sampai salah menggantungkan harap pada makhluk yg terbatas. Adanya... kewajiban kita terhadap sesama manusia adalah berlapangdada, juga terus memberi kebaikan dan doa.

Semoga Allah kumpulkan lagi kita di Surga-Nya dalam versi yg sempurna...



==========================================================================



"AKU AKUI"
 

... وأعوذبك من شر ما صنعت ...

"... dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan perbuatanku ..."

   Ini penggalan sayyidul istighfar yg membuat aku merenung mengiyakan.
Benar bahwa tanpa bimbingan Allah kita tak bisa dan bahkan tidak tau apa2. Itulah mengapa ada doa yg menyuruh kita berlindung dari diri kita sendiri sangking tak luputnya kita dari berbuat jelek.

   Yakin deh, kalau bukan karena kasih sayang-Nya, sedetik pun kita ga bakalan selamat dari kerugian, bahkan petaka akibat perbuatan jelek kita sendiri.

   Jangan ke-pede-an merasa kita yg paling benar dan hebat, lantas berani bilang "aku lebih baik dari dia". Ini kan kalimat pembangkangannya Iblis. Konon Iblis yg tercipta dari api merasa lebih tinggi nilainya dari Adam yg tercipta dari tanah. Padahal jaman sekarang harga tanah makin naik sedangkan harga korek api segitu2 aja. Jgn diikuti...

   Walaupun setiap kita berpotensi berbuat salah, jangan putus asa untuk kembali. Masih ada istighfar dan taubat. Kemudian beri 100% usaha n doa kita untuk berubah menjadi lebih baik...




========================================================================== 


"AMALAN HATI"


   Sebelum menikah, bertahun2 saya di Aceh tidak ada satu orang pun yg menghakimi saya berbuat hal terlarang yang satu ini... cukur alis. Bahkan yg menanyakannya pun tidak ada.
Setelah menikah, saya kaget kok banyak yang mencurigai saya cukur alis. Padahal dandan pun saya jarang.

Oleh karenanya saya merasa tidak penting untuk klarifikasi hal2 ringan semisal ini.

   Yaa wajar sih dicurigai, namanya aja tak kenal maka tak sayang. Jadinya mudah memberi koreksi tanpa tabayyun.
   Tapi yang perlu kita biasakan adalah mengedepankan prasangka baik terhadap saudara kita. Alangkah indahnya bila memandang saudara kita dengan pandangan kasih sayang.
   Tidak mengawali pandangan pada kekurangan saudara kita. Padahal apa yg kita tau sebatas apa yg kita lihat. Sedangkan yg tidak tampak oleh mata bisa jadi lebih baik di sisi Allah daripada kita.

   Semoga rasa kasih sayang kita lebih besar daripada prasangka kita. Orang yg hatinya jernih hanya dapat melihat kebaikan...

   Coba nilai hati kamu, apa kesan pertamamu saat baru melihat/bertemu dengan orang baru?
Langsung fokus ke alisnya kah?
Hidungnya kah?
Bajunya kah?
Atau statusnya kah sebagai sesama muslim yg berhak mendapatkan prasangka baik dari kita?




========================================================================== 



"DARI HATI"

   Satu yg aku yakini... Bukan lihainya berbahasa yang menjadikan suatu tulisan itu powerful dan diingat2. Tapi esensi dan kekuatan hikmahlah yg menjadikan suatu tulisan memiliki ruh dan menyentuh hati... ⠀

   Seorang penulis menulis karena mau beramal jariyah, maka insyaallah tulisannya berkah. Letakkan niat itu sebagai awalan amal... karena setiap orang mendapatkan apa yg dia niatkan. Tersebab niatlah dia mulia. Sebaliknya, tersebab niat pula manusia binasa.

   Namun demikian, tak bijak kalau jadi orang yg anti-apresiasi. Sebab yang ahli patut dipuji dan diamanahi. Tetapi selalu perlu diingat, kita tak hebat, tapi dihebatkan Allah... Tak lihai, tapi dilihaikan Allah, tak pula keren, tapi dikerenkan Allah...

   Kembalikan keterpesonaan kita kepada muara yg paling berhak yaitu Allah SWT. Bener deh, orang yg terpesona pada Tuhannya akan mengundang keterpesonaan makhluk-Nya, langit dan bumi.
   

   Saya takjub dengan ulama dulu yg ilmunya luas dan dalam... sehingga mudah merangkai solusi untuk segala problematika. Plus tawadhu' pula. Orang2 jaman old begitu generalis, beda dgn skrg yg serba spesialis. Bagi kita pemula, jangan ragu untuk mencoba. Teruslah menjadi pembelajar sejati... Asal benar niat di hati.
   

  Masalah mampu? Biar Allah yg mampukan... Semoga di fase kehidupan seperti apapun kita bisa bermanfaat dan diridhai Allah SWT. Aamiin. Yang menyalahi itu adalah sudah tidak bisa, tidak mau belajar, minder mencoba lagi. Tau sedikit, sombong pula... 



 ========================================================================== 


"MANIAK DOA"



وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ ...

Dan Tuhan kalian berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..." (Qur'an Surah Ghafir [40]: 60)

Kapan kamu jadi si maniak doa?
Saat menjelang UN dan SBMPTN kah?
Saat mengupayakan sidang skripsi?
Saat ditimpa masalah besar di keluarga?
Saat sakit atau kepepet?
Atau saat belum tau isi hatinya dia?
Eh, pas udah tau malah lebih maniak lagi doanya ke Allah... *pengalaman

   Kamu bakal cari sejuta cara agar doa kamu cepat terkabul. Mulai dari menjaga amal, jauhi dosa, sucikan diri dengan sedekah n shalat, doa di waktu mustajab, terus jadi yg paling cepat deh nengadahin tangan pas hujan turun, pas waktu antara azan ke Iqamah, dan tak luput pula dari berdoa di waktu2 berkah... hari Jumat.

   Ada yg maut lagi nih, dengan melibatkan doanya orang2 'keramat' seperti orang tua, juga berdoa melalui lisannya malaikat yg super taat ga pernah buat dosa.

   Emang bisa? Bisa dong...
Mendoakan kebaikan buat saudara kita tanpa sepengetahuan dia akan didoakan balik oleh malaikat lho. Wow, pokoknya mesti full day doa terus...

   Tidak ada sesuatu yang dilakukan manusia yang akan selalu kembali kepada pemiliknya dalam bentuk kebaikan, selain doa.

   So, tetap terus berdoa. Ada ataupun tanpa hajat... Karena doa adalah ibadah...
Nanti bila ada doa yg ditangguhkan pengabulannya, berarti doa itu ditabung menjadi amal kebaikan kita di akhirat.

   Rugi kalo malas berdoa. Hal sekelas copot sendal aja boleh banget dicurhatin ke Allah, apalagi masalah atau cita2 yg lebih besar dari itu...

الدُّعَاءُ سِلاحُ الْمُؤْمِنِ، وَعِمَادُ الدِّينِ، وَنُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ

“Do’a adalah senjata orang mu’min, tiangnya agama dan cahaya langit dan bumi.” (HR. Abu Ya'la)

Selama masih berdoa, insyaAllah kita tak akan binasa...




 ==========================================================================

No comments:

Post a Comment